Pascabentrok, Polisi Jaga Perbatasan Dua Desa di Sigi


SIGI - Pascabentrokan antara dua desa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sebanyak tiga peleton aparat Polres Donggala disiagakan.

Kapolres Donggala, Dicky Haryanto, mengatakan kondisi dua desa yang terlibat pertikaian mulai kondusif.

 "Kami menurunkan tiga peleton dari Sabhara untuk mengantisipasi bentrok susulan," kata Dicky di Sigi, Sabtu (19/5/2012).

Sebelumnya, bentrokan antar warga Desa Karwana dan Desa Soulove Patua mengakibatkan tiga warga terluka. Berdasarkan informasi, keduanya terlibat bentrok akibat kesalahpahaman yang terjadi di antara warga dua desa.

Untuk menghindari bentrokan susulan, petugas Kepolisian disiagakan di perbatasan;mua desa.

Brimob Masih Siaga di Tangkuban Perahu


Bandung - (Rabu, 16.05.2012) Aparat kepolisian masih melakukan penjagaan ketat di pintu gerbang Gunung Tangkuban Perahu di Lembang, Jawa Barat. Sebelumnya ratusan massa mengamuk dan melakukan perusakan gerbang Tangkuban Perahu. Aksi ini dipicu kekecewaan terhadap pihak pengelola yang dianggap telah menyalahgunakan aturan.

Puluhan personil Brigadir Brimob Polda Jawa Barat diterjunkan di gerbang masuk Taman Wisata Alam Tangkuban Perahu. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi adanya aksi susulan massa pasca amuk ratusan massa di lokasi ini.

Hingga Selasa sore, aktifitas menuju tempat wisata masih lumpuh. Tidak ada kendaraan maupun pengunjung yang masuk ke tempat wisata ini. Akibat kejadian anarkis ini, polisi dikabarkan telah mengamankan belasan warga termasuk aktor intelektualnya.

Selasa siang sekitar 300 warga menghancurkan gerbang Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu. Massa yang mengatasnamakan Lembaga Adat Kraton Galuh Pakuan juga memblokir akses jalan masuk. Aksi ini diduga dipicu kekecewaan terhadap pihak pengelola yang dianggap menyalahi aturan dalam hal pengelolaan tempat wisata ini.

Gegana Ledakkan Bom di Desa Paya Teungoh


Sebuah bom rakitan yang diperkirakan peninggalan masa konflik Aceh ditemukan warga di kawasan pohon rumbia Desa Paya Teungoh, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara, Senin (14/5/2012) sekitar pukul 10.00 WIB.


Saat proses disposal (peledakan-red) bom itu oleh tim Gegana Brimob Jeulikat Lhokseumawe di lokasi temuan, jalan ke kecamatan tersebut diblokir 30 menit. Akibatnya, antrean kendaraan di jalan itu mencapai satu kilometer lebih.

Informasi yang dihimpun Serambi Indonesia, bom dengan berat sekitar 40 kilogram dan panjang 55 centimeter itu ditemukan Mustafa (21), warga setempat yang hendak buang hajat di kawasan itu. Lalu, ia memberitahukan temuan itu kepada warga lainnya. Kemudian, pemuda desa itu datang ke lokasi dan nekat mengangkat bom tersebut dan diletakkan ke lokasi lain yang jaraknya sekitar 20 meter dari jalan kecamatan itu. Lalu temuan tersebut dilaporkan ke polisi.

Beberapa saat kemudian, polisi tiba di lokasi dan langsung memasang police line di lokasi bom itu sambil menunggu tim gegana datang. Setelah tim Gegana tiba, diputuskan bom yang masih aktif itu untuk diledakkan di lokasi. Sehingga mulai pukul 12.30 WIB jalan ke Simpang Keuramat diblokir hingga terlihat kendaraan antre di kiri kanan jalan. Baru sekitar pukul 13.25 WIB, bom tersebut berhasil diledakkan.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso, melalui Kasat Reskrim AKP Galih Indragiri mengakui adanya temuan bom itu.

“Proses peledakan bom itu berlangsung tanpa ada kendala. Ke depan bila ada warga yang menemukan benda berbahaya jangan dikutak-katik dulu, tapi langsung lapor ke polisi,” harap Galih.

Bom Guncang Meulaboh


Ledakan kuat yang terdengar hingga jarak tiga kilometer mengoyak keheningan Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat, Minggu (13/5) dini hari sekitar pukul 00.10 WIB. Ledakan dahsyat tersebut bersumber dari bom (granat) yang dilempar ke rumah Rizwan MA, politisi Partai Aceh (PA) yang juga Ketua Komisi A DPRK Aceh Barat.

Rumah Rizwan MA yang menjadi titik ledakan berada di Jalan Geurutee, Lorong Seulawah, Desa Kuta Padang, Meulaboh. Lokasi kejadian merupakan kawasan padat penduduk namun berada pada lintasan sepi lalu lintas, terutama pada malam hari.

Beberapa saat pascaledakan dahsyat itu, tak ada tetangga atau masyarakat sekitar yang berani memastikan apa yang terjadi. Masyarakat lebih memilih berdiam diri di dalam rumah sambil menunggu perkembangan. Barulah ketika aparat keamanan berada di tempat kejadian, masyarakat berduyun-duyun mendekat ke rumah yang merupakan titik ledakan.

Perkiraan bahwa ledakan itu terdengar hingga jarak tiga kilometer didasari laporan masyarakat Seuneubok dan Lapang yang menelepon Serambi pada dini hari itu, meminta untuk dipastikan ledakan apa yang mereka dengar dan di mana titiknya. Ledakan tersebut juga memunculkan getaran hebat di sekitar lokasi kejadian membuat jendela kaca rumah warga bergetar.

Titik lokasi kejadian segera diamankan oleh aparat kepolisian dengan memasang police line. Bersamaan dengan itu personel Gegana dan Brimob dari Kompi V Kuala, Kabupaten Nagan Raya juga tiba di lokasi.

Pada Minggu pagi kemarin, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror dari Banda Aceh juga berada di lokasi kejadian. Aparat kepolisian juga melakukan olah TKP di kediaman politisi PA tersebut termasuk mengamankan sejumlah barang bukti.

Hingga siang kemarin masih terlihat dua personel polisi dari Polres Aceh Barat melakukan penjagaan di lokasi. Di halaman rumah bagian kanan juga terlihat sejumlah lubang besar dengan diameter sekitar 40 centimeter yang diduga sebagai titik jatuhnya bom.

Kecuali itu, kaca bagian depan dan plafon rumah korban juga ikut rusak. Sejumlah mainan anak-anak juga tampak berserakan di halaman rumah yang telah dikelilingi garis polisi. “Kalau mau ambil gambar boleh dari luar saja, karena lokasi ini sudah dipasang garis polisi. Apalagi kasusnya sedang diselidiki,” kata seorang polisi kepada awak media.

Kapolres Aceh Barat, AKBP Artanto SIK yang ditanyai Serambi membenarkan rumah yang menjadi sasaran peledakan adalah milik Rizwan MA di Jalan Geurutee, Lorong Seulawah, Desa Kuta Padang, Meulaboh. “Motifnya belum kita ketahui, karena kasusnya sedang dalam penyelidikan. Kita juga sudah minta keterangan korban dan anggota keluarganya. Alhamdulillah tak ada korban jiwa akibat insiden ini,” kata Kapolres Artanto.

Dijelaskan Kapolres Aceh Barat, berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di TKP, bahan peledak yang dilemparkan pelaku ke rumah korban adalah granat jenis manggis standar pabrikan. “Untuk lebih pastinya mengenai jenis bahan peledak tersebut, kita tunggu hasil uji Laboratorium Forensik Polri di Medan,” demikian Kapolres Aceh Barat

Source: Tribun Aceh

10 Brimob BKO Palembang Keracunan Di Lhokseumawe


10 Pasukan Brimob BKO Palembang di Kompi 4 Brimob Jeleukat Kota Lhokseumawe keracunan selepas menyantap makan siang. Senin, 14 Mei 2012.

Bripka Novri merupakan salah seorang anggota Brimob yang mengalami keracunan menceritakan bahwa, selepas makan siang, selang dalam beberapa jam kemudian dirinya menjadi pusing, mual, diare dan muntah-muntah.

“Setelah makan siang, kemudian selang waktu beberapa jam kondisi mulai berubah, yaitu mengalami pusing-pusing, mual, diare dan muntah-muntah”. Ujar Bripka Novri.

Makanan yang dimakan, sambung Novri, pada saat itu adalah nasi dengan menu ayam, serta ada kuah juga dan kami juga ada minum air gallon, nasi yang kami makan merupakan nasi catering.

10 dari yang keracunan itu, satu diantaranya adalah Komandan BKO pun mengalami hal yang sama, namun Komandan BKO tersebut dirawat di Rumah Sakit Kasih Ibu Lhokseumawe, sedangkan 9 anggotanya di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia [RSUDCM] Lhokseumawe.

Menurut perawat jaga Ruang Inslatalisi Rawat Darurat [IRD], pada pukul 17:10 ada anggota Brimob yang masuk, satu dirawat, yaitu Agusairi, sedangkan Awaluddin  bisa pulang.

Kemudian selepas Shalat Maghrib, ada 8 orang yang masuk yaitu, Awaluddin kembali masuk karena kondisinya sudah mulai tidak baik, John Hendra, Novri, Azailan, Ramlan, Indra, Albeni dan Yosep.

Sementara itu, Dokter jaga di ruang IRD RSUDCM, dr. Adrian mengatakan, pada saat pasien tiba di rumah sakit, kondisinya sangat lemas, juga mengalami gejala lainnya seperti pusing, mual-mual, muntah dan diare.


“Pada saat pasien tiba tadi, kondisinya mereka sangat lemas, nmun ada mengalami gejala lainnya seperti mual, muntah-muntah, pusing dan diare”. Ujar dr. Adrian.

Pertolongan pertama yang diberikan, sambung Adrian, kita langsung memberikan cairan tubuh karena kalau terjadi diare pasti cairan tubuh banyak yang hilang maka kami memacu untuk meberikan cairan tubuh.

Adrian juga menjelaskan sampel makanan yang dimakan oleh anggota Brimob tersebut telah dibawa ke rumah sakit dan nantinya pihak Dinas Kesehatan akan langsung melakukan pengecekan terhadap makanan tersebut.

Sekitar pukul 00:30 tadi, pihak Kepolisian dari Polres Lhokseumawe telah tiba di RSUDCM untuk melihat langsung bagaimana kondisi pasien yang terkena keracunan tersebut.